Kritik, Saran, Kesaksian

------------------- Kirim ke: immanuel_hkbp@yahoo.com ------------------- Kirim ke: immanuel_hkbp@yahoo.com ------------------- Kirim ke: immanuel_hkbp@yahoo.com ------------------- Kirim ke: immanuel_hkbp@yahoo.com ------------------- Kirim ke: immanuel_hkbp@yahoo.com -------------------

09 September 2009

INFO


PENGAKUAN IMAN

HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN

TAHUN 1996


A. Kuasanya

Kuasa (otoritas) Pengakuan Iman berdasarkan kuasa Alkitab, karena Allahlah sumber dari kuasa Alkitab. Allah memakai manusia menjadi alatNya untuk menulis Kitab Suci (2 Tim 3:16a), Allah jugalah yang memakai hambaNya, pelayan di Gereja, menyusun Pengakuan Iman dari Gereja itu, berdasarkan kebenaran yang terkandung dalam Alkitab (2 Kor 1:21-22). Walaupun Pengakuan Iman itu berkuasa, ia tunduk kepada kuasa Alkitab karena Alkitab itulah sumber dari ajaran yang benar untuk disaksikan. Kitab Suci bukanlah perkataan manusia tetapi firman Allah (2 Tim 3:16-17).

Di dalam kebenaran yang dari Allah yang dinyatakan dalam Kitab Suci, Pengakuan Iman mempunyai kuasa menyatakan kepribadian dan rencana Allah Tritunggal, menyatakan keselamatan yang dilakukan oleh Yesus Kristus, menyatakan keberadaan Gereja di dunia ini dan menyatakan harta rohani yang perlu diketahui oleh orang percaya ( l Tes 2: l 3).

Pengakuan Iman mempunyai kuasa melahirkan meneguhkan iman Gereja, dan juga mempunyai kekuatan melawan dan menolak segala ajaran yang menyimpang yang lahir atas kehendak manusia.

Seluruh warga jemaat harus dengan sungguh-sungguh tunduk terhadap seluruh yang diajarkan oleh Pengakuan Iman; hendaknya dipelajari dalam kerendahan hati dan kasih, karena semua ajaran itu berasal dari Yang Mahatinggi.

B. Lahirnya Pengakunan Iman dan Pemakaiannya

Pengakuan Iman HKBP adalah merupakan satu kesatuan dengan Pengakuan Iman gereja-gereja yang pertama, yang dirumuskan pada tiga waktu yang berbeda-beda, yaitu:

  • Pengakuan Iman Apostolicum
  • Pengakuan Iman Niceanum
  • Pengakuan Iman Athanasianum

Walaupun perumusannya tidak sama, isi dan tujuan Pengakuan Iman itu sama. Pengakuan Iman ini adalah kesimpulan dari berita dan ajaran Kitab Suci, itulah menjadi isi iman yang kita hayati dan dasar dari pengharapan kita dalam hidup sekarang dan yang akan datang. Pengakuan Iman ini merupakan suluh, penuntun dan dasar dari segenap pekerjaan, pengajaran dan khotbah di HKBP, karena hanya ajaran yang benarlah yang dapat menggarami dan menerangi hidup kita di dunia ini. Pengakuan Iman ini adalah merupakan dasar bagi HKBP dalam menyusun Anggaran Dasarnya, dan bersaksi bersama-sama dengan gereja-gereja di dunia ini.

Pengakuan Iman ini adalah dasar bagi HKBP melawan dan menolak segala ajaran yang bertentangan dengan Firman Allah. Dan Pengakuan Iman ini jugalah yang menunjukkan jati-diri HKBP dalam seluruh persaudaraan oikumenis, dalam kesaksian dan keberadaannya di dunia ini.

HKBP adalah Gereja yang bersaksi. Yang disaksikan adalah imannya yang didasarkan pada Kitab Suci, untuk dihayati segenap warganya, untuk diwartakan kepada dunia ini, dan yang menjadi pegangan menghadapi ajaran yang tidak benar yang lahir di dalam gereja itu sendiri serta ajaran yang ada di sekitarnya.

Karena kesaksian Gereja adalah berdasarkan Kitab Suci, maka nyatalah dengan jelas hubungannya dengan segenap gereja yang ada di segala waktu, yang tetap bersaksi berdasarkan Kitab Suci yang satu itu. Oleh karena itu, walaupun bentuk tantangan kerohanian pada satu waktu berbeda, yang mengakibatkan bentuk dari satu Pengakuan Iman berbeda-beda, dan rumusan kalimatnya dipakai berbeda, namun isi Pengakuan Iman yang disaksikannya adalah sama dan tetap. Kesatuan dari gereja-gereja itu nyata sekali, yang disebut Tubuh Kristus, yang merangkum segala waktu, yang bergumul tetapi tetap bersinar menyaksikan kebenaran yang dari Allah.

Dalam menyusun Pengakuan Imannya (Konfessi), HKBP tidak memisahkan diri dari kesatuannya dengan gereja-gereja, sebab HKBP tidaklah menetapkan suatu Pengakuan Iman yang baru.

Tetapi, Gereja itu berbicara dalam waktu ini melalui kata dan tanda yang lebih jelas yang dapat mudah dipahami oleh semua orang. Kita sekarang hidup dalam satu era yang memiliki berbagai nilai yang cepat berubah.

HKBP tetap menerima dan menghayati Pengakuan Iman yang sudah ada pada gereja-gereja yang terdahulu, yaitu:

  • Konfessi Apostolicum
  • Konfessi Niceanum
  • Konfessi Athanasianum

Pengakuan Iman Apostolicum (Pengakuan Iman Para Rasul) itulah yang kita sebut "Pernyataan Iman" yang kita saksikan setiap Minggu. Memang benar, di situ tidak disebut ancaman kerohanian, yaitu ajaran yang menyimpang yang ditentang oleh gereja pada waktu itu. Pengakuan Iman yang tiga bagian itu dengan murni dan tulus menyaksikan isi Kitab Suci tentang Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh kudus, tentang keselamatan manusia dan segenap yang perlu disaksikan dalam bentuk yang singkat dan jelas.

Pengakuan Iman Niceanum lahir untuk menentang ajaran sesat tentang ke-Allah-an Yesus Kristus, yang diajarkan oleh sebagian pemimpin gereja pada waktu itu. Maka Pengakuan Iman Niceanum dengan jelas menyaksikan ke-Allah-an Yesus Kristus dalam pernyataan berikut: "Yesus Kristus, Anak Tunggal Allah, yang diperanakkan Allah sejak dari semula, Allah yang datang dari Allah, Terang yang datang dari Terang, Allah yang benar yang datang dari Allah yang benar, yang dilahirkan bukan diciptakan, satu hakekat dengan Bapa yang menciptakan segala sesuatu. Dia datang dari sorga karena kita manusia untuk memberikan keselamatan kita," Iman kita tidak akan bergeser dari kesaksian itu, dan Pengakuan Iman yang demikian itu pulalah yang kita saksikan melalui khotbah dan pengajaran.

Ketika munculnya lagi ajaran sesat yang mengatakan : "Yesus, karena Dia adalah Firman, hanyalah "pengantara" Allah dan manusia. Ke-Allah-an Yesus tidak penuh, kemanusiaanNya pun tidak penuh. Yesus sepertinya "setengah Allah dan setengah manusia". Oleh karena itu lahirlah Pengakuan Iman Athanasianum yang dengan jelas menentang ajaran tersebut, sekaligus menekankan dan menyaksikan bahwa Yesus itu sungguh-sungguh adalah Allah, dan sungguh-sungguh manusia. Yesus dan Allah (Bapa) adalah satu hakekat, tidak lebih rendah; dan Roh Kudus datang dari Bapa dan dari Anak. Roh Kudus tidak lebih rendah dari Yesus, dan kedua hakekat itu tidak lebih rendah dari Allah Bapa. Ketritunggalan Allahlah yang ditekankan oleh Pengakuan Iman Athanasianum. Dan Pengakuan Iman yang demikian itu jugalah yang dihayati dan disaksikan oleh HKBP.

Adalah benar bahwa hanya pemahaman tentang Yesus Kristuslah yang menentukan bentuk dan isi dari campur tangan Gereja terhadap segala ajaran dan nilai-nilai kehidupan yang ada dan yang selalu berobah akibat perobahan zaman. Segala yang disaksikan Pengakuan Iman HKBP adalah seperti Pengakuan Iman yang mula-mula itu yang berdasar pada pemahaman tentang Yesus Kristus, Anak Allah dalam Ketritunggalan, Juruselamat kita manusia.

Oleh karena Pengakuan Iman HKBP adalah satu kesatuan dengan tiga Pengakuan Iman yang disebut di atas, yaitu Pengakuan gereja mula-mula, maka Pengakuan Iman HKBP adalah juga merupakan satu kesatuan dengan Pengakuan Iman dan ajaran Reformasi yang diajarkan oleh Martin Luther, terutama yang terkandung dalam Katekhismusnya. Kesatuan itu pulalah yang menandakan kesatuan HKBP dengan Gereja-gereja Lutheran yang ada di dunia ini, walaupun HKBP tetap memelihara persaudaraan yang hidup dengan gereja-gereja lain.

HKBP juga memperhatikan Pengakuan Iman gereja yang ada di Jerman pada awal abad 20, yang dinyatakan dalam Barmen Thesen. Barmen Thesen muncul ketika pemahaman manusia kacau tentang kuasa, yang dapat menyimpang pelaksanaannya dalam pemerintahan sekuler dan di aras gereja. Pada waktu itu gereja sangat sulit bergerak karena kuasa dunia. Barmen Thesen menekankan bahwa hanya Yesus Kristuslah Raja yang berkuasa di dalam Gereja dan terhadap semua penguasa di dunia ini.

Jelaslah suatu Pengakuan Iman, apakah itu merupakan pernyataan iman atau "these," lahir hanya menyinggung sebagian saja dari iman karena Gereja merasakan betapa pentingnya menolak ajaran yang menyimpang dan berbahaya pada waktu itu, agar penghayatan warga jemaat akan ajaran iman sungguh-sungguh murni, yang disaksikan di dalam dunia.

Demikian halnya dengan kelahiran Pengakuan Iman HKBP pada tahun 1951. Ketika muncul aneka ragam bahaya kerohanian yang mengancam Gereja, yang datang dari agama lain, dari ajaran keduniawian, dari suara-suara pemecah-belahan dan dari pengacau di tengah gereja itu sendiri. Pengakuan Iman HKBP menolak semua ajaran yang membahayakan itu, sehingga dengan demikian nyatalah pengaruh baik Pengakuan Iman itu terhadap kehidupan kerohanian Gereja.

Dalam Sinode Agung 1987, terdengarlah suara yang merindukan bentuk Pengakuan Iman yang baru dan meminta supaya ajaran yang murni itu diperluas dalam bentuk yang lebih jelas yang dapat menyapa manusia pada zaman ini. Bukan mengatakan hendak membaharui, merobah atau menyambung Pengakuan Iman 1951, tetapi agar bentuknya disesuaikan dengan zaman, dan beberapa jawaban yang tidak ada dalam Pengakuan Iman 1951 ditambahkan, yaitu tentang manusia (Pasal 3), masyarakat (Pasal 4), kebudayaan dan lingkungan hidup (Pasal 5). Demikianlah riwayat lahirnya Pengakuan Iman ini.

Pengakuan Iman itu artinya tetap sama, yaitu Pengakuan Iman yang mencakup semua isi iman yang berdasar pada Kitab Suci. Itulah yang menjadi :

Dihayati warga Gereja dalam menyatakan "... berdiri dan teguh dalam iman, dan tidak akan bergeser dari pengharapan..." Kol. 1:23: "... tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini " (2 Tim 3:14). "Engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kau ikuti selama ini" (1 Tim 4:6).

Disaksikan di dunia ini, "Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya..." (2 Tim 4:2). "Pergilah, jadikanlah semua bangsa..." (Mat 28:19).

Pegangan terhadap semua orang yang mencobai dan musuh iman. "Siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan-jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan-jawab dari padamu tentang pengharapan yang ada padamu. . . " (1 Pet 3:15).

Diwarisi oleh angkatan yang berikut dalam gereja, dan menghayati kesatuan iman bersama angkatan yang terdahulu. "Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya..." (Ulangan 6:7).

Pasal 1

TENTANG ALLAH

A. Kepribadian Allah

Kita mempercayai dan menyaksikan :

Allah itu esa, itulah TUHAN ALLAH, yang tidak berawal dan tidak berakhir, yang mahakuasa, yang keberadaanNya tidak terselami, yang tidak berobah, yang mahakudus, pemarah terhadap orang yang tidak tunduk kepada FirmanNya, yang mahatahu, yang hatinya benar, setia, yang menyatakan diriNya, pencipta segala sesuatu, yang memenuhi langit dan bumi, yang memelihara, yang pemurah, sumber kehidupan, berkat dan kebahagiaan, yang memerintah. Raja dari segala raja dan Tuhan dari segalanya, mahapemurah, pengasih, Pengampun, Juruselamat, yang hakumnya benar, yang menang, yang membangkitkan, Pemersatu, yang Gembala, Pembela, sumber dari segala pengetahuan. Dia jugalah yang menguasai sejarah dan kematian (Ulangan 6:4, Kel 3:14; Kej 17:1; Mazm 105:8; 1 Kor 1:9; 2 Tes 3:3; Luk 1:37; Roma 11:33; Ulangan 10:17; Roma 2:11 1 Kor 1:30; Mazm 103:8, 24:1; Yes 6:3; Yoh 3:16; 1 Tim 6:15-16).

Dengan pengakuan ini kita menekankan bahwa Allah senantiasa dekat, campur tangan, bekerja, mengatur dan menghakimi kehidupan setiap orang, kaum, bangsa dan segala ciptaan di seluruh penjuru dunia ini.

Karena itu hanya Allah saja yang disembah, yang dipercayai, yang dituruti. Kita harus lebih takut, lebih mengasihi dan lebih yakin kepadaNya dari pada kepada yang lain yang ada di bumi ini. Ajaran yang meniadakan Allah dan keberadaanNya, demikian juga yang meng-allahkan ciptaan Allah, kita tolak. Kita juga menolak segala ajaran dan kebiasaan yang menyembah iblis dan kuasa kegelapan (band. R.P.P HKBP, II 2B hal 15 dan III.1.a.c.d. hal 17-180).

B. Ketritunggalan Allah

Kita mempercayai dan menyaksikan :

Allah itu esa dan di dalam penyataanNya yang Tritunggal, yaitu Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, yang tidak berawal dan tidak berakhir (Yoh 5:19; 14:11; 1:1; 15:26; 2 Kor 13:13; Mat 28:19).

Berdasarkan ini kita menolak ajaran Triteisme yang mengatakan Allah orang Kristen itu ada tiga.

1. Allah Bapa

Allah Bapalah yang menciptakan, memelihara dan memerintah segala yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, dari awal hingga selama-lamanya. Allah Bapa menyatakan diriNya melalui Yesus Kristus, AnakNya yang tunggal itu, Juruselamat manusia dan Dia memeteraikan keselamatan itu melalui rohNya, Roh Kudus, dengan demikian kita dimampukan berseru "Ya Bapa" kepadaNya. Dengan pernyataan itu kita menekankan besarnya kasih Allah Bapa, yang menyediakan semua yang diperlukan manusia dalam hidupnya, melalui cara yang dimengerti dan tidak dimengerti oleh manusia. Karena itu kita menolak ajaran yang menyangkali penciptaan Allah atas segala sesuatu, demikian juga dengan ajaran fatalisme (takdir, suratan, nasib) yang menjadikan manusia pasif saja, dan yang mengamati letak bintang dan yang menafsirkan suratan tangan.

2. Allah Anak

Allah Anak adalah Yesus Kristus, penyataan Allah Bapa yang mengosongkan diriNya dan menjadi manusia, yang dilahirkan oleh Maria, dikandung dari Roh Kudus sebelum ada mengenal suami Dialah Tuhan yang melindungi dan menyelamatkan manusia. Dia mempedulikan penderitaan manusia dan segala bangsa pada segenap waktu, dan Dia setia selama-lamanya. Dia menyelamatkan, membebaskan manusia dari kuasa iblis, dari perhambaan dosa, dan dari maut dan kematian, Dia menderita sengsara hingga mati di kayu salib, Dialah kesempurnaan korban pendamaian oleh Allah, karena dosa manusia. Dia turun ke dalam maut, bangkit kembali dari kematian pada hari ketiga, naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah Tuhan, BapaNya. Karena itulah Dia ditinggikan oleh Allah, dan kepadaNya diberikanNya nama di atas segala nama. Agar semua lutut di sorga dan di bumi dan yang ada di bawah bumi sujud kepadaNya, dari situlah Dia membela semua orang percaya dan memerintah semuanya, sebelum Dia datang kembali ke dunia ini untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Agar semua lidah mengaku: "Yesus Kristuslah Tuhan, demi kemuliaan Allah Bapa" (Mat 28:18; Ibr 9:14; Filp 2:9-14; Ef 1:20-22. 1:7; Yoh 3:16).

3. Allah Roh Kudus

Allah Roh Kudus adalah penyataan Allah melalui RohNya. Di dalam kepribadianNya, ketritunggalan Allah, Roh Kudus bekerja bersama Allah Bapa dan Allah Anak, dari sejak awal sampai selama-lamanya. Roh Allahlah yang memelihara, menuntun, bernubuat bagi semua manusia dan meneguhkan hukum keadilan yang ada di dunia ini (Yer.11:2; 9:6; Yoel 3:1; Amsal 8:12-31; 1 Kor 14: 3-6, 28; Wahyu 22).

Dialah yang menyampaikan Firman dan Wahyu dari Allah. Roh Kuduslah yang meneruskan pekerjaan Yesus Kristus di dunia ini, untuk memanggil, mengumpulkan, menyatukan orang percaya menjadi persekutuan (oikumene, koinonia), menggalakkan kesaksian (marturia) dan pelayanan (diakonia), dan yang mengkuduskan Gereja melalui Kabar Baik. Roh Kuduslah yang mengajar dunia ini tentang dosa, kebenaran dan hukum, Dialah yang memeteraikan keselamatan orang percaya, membuat orang bertobat, menerangi, membaharui kepribadian, menuntun manusia kepada kebenaran, mengajar manusia memuliakan Allah dan menyediakan senjata roh bagi orang percaya (Roma 8:14-17; 1 Kor 3:16; Tit 3:5; K. Rasul 2; Pengakuan Iman bagian ketiga dan artinya).

Dengan ajaran ini kita menekankan bahwa Roh yang kudus hanya satu itulah Roh Kudus. Dialah yang menjadikan Kabar Baik menghasilkan buah, dan yang mendirikan Gereja di dunia ini. Roh Kudus bekerja dari diriNya sendiri, tanpa kuasa manusia (Gal 5:22-23; Ef 4:3-6). Dialah sumber dari segala pekerjaan besar (mujizat) yang memuliakan Allah.

Ajaran yang mengatakan Roh Kudus sama dengan roh-roh yang lain yang ada di dunia ini, ditolak. Dan menolak segala bentuk kerasukan roh, apakah itu upaya penjagaan diri manusia secara sadar ataupun yang lahir dari ketidaksadaran.

Demikian juga ajaran yang mengatakan bahwa orang yang dipenuhi Roh tidak perlu bertobat. Kita juga menolak bahasa asing (glosolalia) yang tidak dapat dimengerti orang yang menjadi pemicu keributan dalam persekutuan orang percaya. Semua karya besar yang tidak memuliakan Allah, bukanlah berasal dari Roh Kudus. Bukan karya besar yang menjadi ukuran iman, maka itu harus ditolak.

Pasal 2

FIRMAN ALLAH

Kita mengakui dan menyaksikan :

Alkitab, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah sungguh-sungguh Firman Allah. Alkitab menyatakan rencana Allah untuk menyelamatkan manusia yang pusatnya adalah Yesus Kristus. Kita mengerti Firman Allah melalui bimbingan Roh Kudus (l Kor 12:3; Yoh 16:15; 2 Petr 1 :20-21).

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik (2 Tim 3:16-17).

Firman itu menjadi daging dan berpusat pada Yesus Kristus (band. Yoh 1:14).

Dengan ajaran ini : Kita menekankan bahwa hanya Firman Allah yang diilhamkan oleh Roh Kuduslah yang dapat menyatukan Gereja dan mempersatukan gereja-gereja, bangsa-bangsa dan seluruh suku bangsa. Kita menekankan supaya semua majelis dan warga jemaat siap sedia memberitakan Kabar Baik (Mat 28:19-20).

Kita menekankan bahwa bukan hanya orang yang ditahbiskan yang menerima tugas, tetapi semua warga jemaat mendapat bagian akan pengetahuan yang perlu untuk mempelajari dan menghayati Firman Allah. Kita menekankan bahwa Firman Allah adalah sumber kehidupan dan pedoman pekerjaan dan kehidupan yang berkenan bagi Allah, yang berguna bagi setiap orang, keluarga, pengajaran agama, kebaktian dan yang mengajak manusia mau berdialog dengan orang lain melalui semua persekutuannya di tengah masyarakat, di dunia ini.

Kita menentang tindakan yang memasukkan Alkitab ke dalam peti orang mati karena berkeyakinan bahwa dengan cara itu dia dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Kita menentang tindakan pemakaian Alkitab untuk memilih hari yang baik dan untuk mengetahui nasibnya. Bila diperlukan, pada saat menerima jabatan baru dalam pemerintahan Alkitab dapat dipakai sebagai perlengkapan untuk menyatakan janjinya. Kita menolak pemakaian Alkitab untuk bersumpah.

Pasal 3

M A N U S I A

Manusia adalah ciptaan Allah, laki-laki dan perempuan, menurut gambarNya, sama dengan perangaiNya (Imago Dei), dengan martabat yang sama, dan kepada mereka diberikan kuasa untuk menguasai, memelihara dan mengolah seluruh ciptaanNya yang ada di dunia ini. Manusia diciptakanNya dalam kebebasan dan tanggungjawab untak melayani Allah dan seluruh ciptaanNya.

Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, karena godaan iblis, dan dosa itu menjadi dosa warisan bagi semua angkatan yang berikut, menjadikan manusia itu senantiasa dalam pencobaan, dikuasai oleh dosa (Roma 7:17), dan berhadapan dengan Allah hilanglah kehidupannya, dia melawan dan berbalik dari Allah: hukum Allah dilanggarnya, dia tidak malu melakukan dosa. Manusia dengan usahanya sendiri tidak sanggup melepaskan dirinya dari dosa. Untuk menyatakan keselamatan yang dari Allah, Allah menyuruh malaikatNya, yang diciptakan-Nya, membantu ahli waris kehidupan, karena Allahlah yang dapat menyelamatkan manusia.

Tuhan menyampaikan FirmanNya kepada manusia untuk melayani dirinya, imannya, kasihnya dan kemampuannya melawan dosa. Perilaku yang dikuasai dosa mengakibatkan kejahatan semakin merajalela, dan orang yang melakukan kejahatan kecil mudah dihakum, sementara orang yang melakukan kejahatan yang besar sering bebas dari hukuman, karena tindakan manusia yang tidak benar dan karena orang yang bersaksi dusta yang terjadi pada saat pengadilan manusia. Akhir dari semua dosa, bagaimanapun bentuknya, adalah kematian. Hanya karena kasih karunia Allahlah, melalui penebusan Yesus Kristus, ada jalan keselamatan bagi setiap orang. Jalan untuk menerimanya adalah melalui iman yang dikerjakan oleh Roh Kudus, supaya pertobatan dan keampunan dosa yang disediakan melalui kematianNya dan kebangkitanNya dihayati, sehingga kita menjadi manusia baru. Iman yang demikianlah yang diperhitungkan Allah yang menjadi kebenaran manusia. Manusia hidup karena imannya walaupun dia jatuh ke dalam dosa (simul iustus et peccator), tetapi manusia yang percaya itu dipanggil Allah untuk menjadi Anak Allah dan menjadi mitra kerjaNya dalam Kerajaan Allah (1 Kor. 3:9).

Dengan ajaran ini : Kita menolak pendapat yang mengatakan bahwa manusia itu menjadi seperti budak, mesin atau hewan karena pekerjaan dan karena harta miliknya. Kita menekankan bahwa manusia adalah mitra kerja Allah dalam Kerajaan Allah.

Pasal 4

MASYARAKAT

Kita mempercayai dan menyaksikan :

Seluruh manusia adalah satu kesatuan di hadapan Allah (Kej 1:27) dan yang menerima keselamatan itu adalah sama-sama yang ditebus oleh Yesus Kristus (Gal 3:28). Keluarga Kristen di dunia ini adalah keluarga yang diikat kasih Kristus. Setiap orang yang menuruti kehendak Tuhan hidup dalam kehidupan yang saling membantu (Gal 6:2).

Dengan ajaran ini : Kita menekankan bahwa hak azasi perempuan dan laki-laki sama, hak waris laki-laki dan perempuan sama, hubungan ayah dan ibu adalah mitra, demikian juga kesetaraan dalam kerja yang dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga dalam masyarakat. (Ef 5:21; Amsal 30;10).

Kita menekankan pentingnya iman dan tanggungjawab kita dalam masyarakat Indonesia yang majemuk dalam melayani orang miskin, yang sakit, yang melarat, orang asing, yang terbelakang, yang bodoh, korban ketidak-pastian hukum (penyelewengan hukum).

Kita menekankan kesamaan hidup dan hak azasi manusia bagi manusia yang hidup di kota dan di desa/ petani, dalam perencanaan, dalam mengambil keputusan dan pengawasan.

Dan dengan ini : Kita menentang aliran feminisme atau aliran emansipasi wanita yang ekstrim, yang mau menggeser kedudukan laki-laki menjadi kedudukan perempuan. Kita juga menentang kebiasaan yang menghindari pekerjaan tertentu dari perempuan, hanya karena dia perempuan, padahal dia mempunyai keterampilan untuk melakukan pekerjaan itu.

Pasal 5

KEBUDAYAAN DAN LINGKUNGAN HIDUP

Kita mempercayai dan' menyaksikan :

Allah menciptakan manusia dengan tempat tinggalnya dan tempatnya bekerja di dunia ini (Kej 2:515). Dialah yang memiliki semuanya, yang memberikan kehidupan bagi semua yang diciptakanNya. Tempat manusia bekerja adalah daratan, laut dan langit/ruang angkasa. Allah memberikan kuasa kepada manusia untuk memelihara dunia ini dengan tanggungjawab penuh. Dia juga memberikan bahasa, alat-alat musik, kesenian dan pengetahuan kepada manusia sebagai alat manusia dan juga aturan untuk memuji Allah dan sebagai sarana untuk memelihara dan memperindah persahabatan antar manusia agar melalui kebudayaan, kerajaan Allah semakin besar. Tetapi kebudayaan yang bercampur kekafiran dan yang bertentangan dengan Firman Allah, harus ditolak.

Karya Yesus Kristus adalah membebaskan manusia, segala ciptaan dan juga dunia ini (Kol 1:15-20; Roma 8:19-33).

Dengan ini:

Kita menyaksikan tanggungjawab manusia untuk melestarikan semua ciptaan Allah supaya manusia itu dapat bekerja, sehat, dan sejahtera (Mazm 8:4-10).

Kita menentang setiap kegiatan yang merusak lingkungan, seperti membakar dan menebang pohon di hutan atau hutan belantara (Ulangan 5: 20 ;19 - 20). Kita menentang setiap usaha yang mencemari air dan udara, juga air limbah yang mengandung racun dari pabrik-pabrik, karena tidak mempedulikan saluran air limbah dan pencemaran udara, hingga merusak air minum dan pernafasan manusia (polusi/pencemaran lingkungan), bandingkan Maz 104: 1 - 23; Wahyu 22: 1 - 2)

Pasal 6

KESELAMATAN

Kita mempercayai dan menyaksikan :

Keselamatan adalah karya Allah, yaitu kelepasan dari dosa, dari kuasa iblis dan maut, dan dari aneka ragam kuasa yang bertentangan dengan Firman Allah. Karena dengan karunia dan kasih Allahlah keselamatan dilaksanakan, yaitu dengan penebusan AnakNya yang tunggal, Tuhan Yesus Kristus, yang mati di kayu salib, yang turun ke dalam maut setelah dikuburkan dan yang bangkit dari kematian pada hari ketiga. Jalan untuk menerima keselamatan itu adalah melalui iman yang dilahirkan oleh Roh Kudus dan iman itulah yang diperhitungkan Allah sebagai kebenaran manusia. Keselamatan itu adalah kemuliaan Allah dan kebahagiaan manusia. Orang percaya telah dibebaskan, walaupun dia masih mengalami pergumulan di dunia ini. Karunia Allah senantiasa melepaskan orang percaya dari aneka ragam bahaya dalam kehidupan sehari-hari, secara jasmani maupun rohani, baik perorangan maupun kelompok.

Penampakan dari keselamatan itu dalam kehidupan orang percaya di dunia ini ialah kehidupan yang kudus, yang menghasilkan buah-buah Roh (1 Yoh 3: 16; 2 Kor 8: 9; K. Rasul 4: 12; Gal 5: 22). Dengan ajaran ini kita menekankan tidak ada keselamatan selain dari keselamatan yang dilakukan oleh Yesus Kristus dan hanya Yesus Kristuslah yang empunya orang yang diselamatkanNya. Iblis maupun kuasa yang lain dari kekuasaan Kristus tidak berkuasa merampasnya (Roma 8:38-39). Karena itu kita menolak ajaran yang mengatakan, bahwa manusia dapat menyelamatkan dirinya dari kuasa dosa, dari kuasa iblis dan dari kematian dengan cara meninggalkan keramaian di dunia ini. Kita juga menolak ajaran yang mengatakan bahwa usaha manusialah yang menentukan keselamatannya.

Pasal 7

G E R E J A

Kita mempercayai dan menyaksikan:

Gereja adalah persekutuan orang yang percaya kepada Yesus Kristus di dunia ini, yang dipanggil, dikumpulkan, dikuduskan dan ditetapkan Allah melalui Roh Kudus. Karena keberadaan Gereja itu masih di dunia ini, Gereja itu harus bergumul (1 Kor 1: 2; 1 Petr 2:9; 1 Kor 3; Yoh 17; Mat 13:24-30).

Dengan ajaran ini kita menekankan bahwa tidak boleh hanya rencana manusia untuk mendirikan Gereja. Dan dengan ini, kita menolak roh dan pendapat yang selalu ingin memecah Gereja, demikian juga pendapat yang mengatakan agar Gereja itu menjadi Gereja Negara, Gereja marga, Gereja adat,

atau Gereja itu adalah organisasi saja.

Gereja adalah kudus. Gereja disebut kudus bukan karena kekudusan warganya, majelis atau organisasi Gereja itu sendiri, tetapi karena kekudusan Kristus, Kepala Gereja itu. Gereja menjadi kudus karena dikuduskan oleh Kristus dan Allah memperhitungkan mereka sebagai orang kudus. Karena kekudusan Kristuslah Gereja itu disebut umat yang kudus, bait Roh Kudus dan bait Allah.

Selaku yang dikuduskan oleh Allah, Gereja diutus untuk memberitakan Kabar Baik yang menjadi berkat karunia bagi seluruh bangsa-bangsa di dunia ini. Gereja terpanggil mengajak manusia supaya hidup kudus, itulah kehidupan yang mau bergumul supaya lebih taat kepada Yesus Kristus daripada kepada kuasa-kuasa di dunia ini (Wahyu 1: 6; Ef 3: 21; 1 Kor 3: 16; 1 Pet 2: 9; Ef 2: 22).

Gereja itu adalah am. Gereja yang am, yaitu persekutuan semua orang kudus, yaitu mereka yang mendapat bagian dalam Yesus Kristus, yang berasal dari setiap daerah atau bangsa, marga, kaum, yang kaya, yang miskin, laki-laki atau perempuan dan dari segala bahasa (Wahyu 7: 9, Gal 3: 28; 1 Kor 11: 7 - 12), dan yang mendapat bagian akan pemberianNya, yaitu: Kabar Baik, Roh Kudus, Iman, Kasih dan Pengharapan.

Dengan ajaran ini, kita menekankan Gereja itu tidaklah berlainan walaupun status sosial dan kebangsaan warganya berbeda-beda.

Kita menolak pemahaman yang menganggap Gereja itu sebagai Gereja kebangsaan dan yang berpendapat bahwa tidak ada hubungan Gereja yang satu dengan Gereja yang lainnya.

Gereja di dunia ini esa adanya, itulah Tubuh Kristus. Karena itu hanya Kristuslah dasar keesaan, karena keesaan bukanlah seperti kesatuan duniawi yang dimaksud di sini. Yang dimaksud adalah keesaan kerohanian. Didorong oleh keesaan kerohanian itu nyatalah keesaan di dalam kehidupan iman, baptisan, pengharapan, hati yang saling mengerti, tolong menolong, saling mempercayai, saling mengasihi dan juga dalam semua kegiatan oikamenis (Ef 4: 4 - 6; 1 Kor 12: 20; Yoh 17: 20 - 21).

Dengan ajaran ini kita menentang dan menolak ajaran tentang kesatuan yang tidak berdasarkan Yesus Kristus.

Tanda-tanda dari Gereja yang benar.

Tanda dari Gereja yang benar adalah:

  • Kalau Kabar Baik dikhotbahkan dan diajarkan dengan murni.
  • Kalau sakramen yang dua itu dilayankan dengan benar (Mat 28:19, Mark 16:15-16)
  • Kalau Hukum Penggembalaan dan Siasat Gereja dijalankan dengan benar.

Dengan ajaran ini kita menekankan bahwa Allah menyatakan diriNya dan juga yang melakukan pendamaian di dalam Yesus Kristus melalui Kabar Baik dan Sakramen yang dua itu.

Pasal 8

SAKRAMEN

Kita mempercayai dan menyaksikan :

Di Gereja Protestan hanya ada dua sakramen, yaitu Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus. Itulah yang ditetapkan oleh Tuhan Yesus kepada Gereja untuk memberikan tanda yang nyata akan kasih karuniaNya yang tidak kelihatan, yaitu keampunan dosa, keselamatan, pendamaian, kehidupan dan kebahagiaan, yang dihayati melalui iman dalam karya Roh Kudus (Mat 28:19; Mrk 16:15-16;Mrk 14;Luk22; 1 Kor 11).

Baptisan Kudus

Baptisan itu adalah saluran kemurahan Allah bagi manusia, anak-anak dan yang dewasa, karena melalui baptisan itu Gereja berdiri di tengah dunia ini, dan melalui iman dijadikan layak menerima keampunan dosa, kelahiran kedua kali, kelepasan dari kuasa maut dan dari kuasa iblis, dan memperoleh kebahagiaan kekal. Dan melalui baptisan itu jugalah orang percaya dipersatukan ke dalam kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus, dan menerima kuasa Roh Kudus (Mark 10: 14; Luk 18: 16; K. Rasul 2: 41; 10: 48; 16: 33; Roma 6: 4; 1 Kor 10: 1 - 9; Tit 3: 5; Ibr 11: 29; 1 Pet 3: 21).

Dengan ajaran ini kita menekankan bahwa anak bayi dibaptiskan di tengah Gereja, karena dengan demikianlah mereka termeteraikan ke dalam persekutuan yang ditebus Kristus, sebab Tuhan Yesus adalah juga bersukacita menerima anak-anak. Orangtua diimbau agar mereka mendorong anak-anak mereka yang sudah dibaptis ikut Sekolah Minggu, dan persekutuan lainnya di Gereja. Kita juga menekankan, Gereja itu esa dalam baptisan kudus. Cukuplah Baptisan kudus dilayankan sekali kepada seseorang selama hidupnya.

Perjamuan Kudus

Perjamnan kudus adalah memakan roti sebagai saluran tubuh Tuhan Yesus Kristus dan meminum anggur sebagai saluran darah Yesus Kristus agar kita menerima keampunan dosa, kehidupan dan kebahagiaan. Perjamuan Kudus adalah pesta sukacita bagi orang yang ikut, karena itu adalah pendahuluan dari persekutuan yang kekal. Dan itu juga adalah tanda syukur mengingat penebusan Tuhan Yesus Kristus, dan jalan menerima kasih karuniaNya (Mat 26:20-30; Mrk 14:17-26; Luk 22:14-20; 1 Kor 11:17-34).

Dengan ini kita menganjurkan supaya kita lebih sering ikut-serta dalam Perjamuan Kudus.

Kita menolak kebiasaan beberapa Gereja yang hanya memberikan roti kepada warga Gereja, tanpa anggur. Demikian juga pendapat yang mengatakan ada lebih dari dua sakramen.

Pasal 9

MAJELIS JEMAAT

Kita mempercayai dan meyaksikan :

Semua orang Kristen, laki-laki atau perempuan, terpanggil untuk menjadi saksi Kristus di dunia ini, selaku kaum yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, kaum yang dipimpin oleh Kristus untuk memberitakan pendamaian yang dilakukan Kristus, yang memanggil Gereja dari kegelapan ke terang. Jabatan gerejawi semua orang Kristen adalah jabatan pelayanan.

Tetapi untuk memelihara pelaksanaan pelayanan di tengah Gereja, Allah memanggil pelayan jemaat melalui Gereja untuk bekerja sesuai dengan tiga jabatan Kristus, yaitu: nabi, imam, raja (1 Kor 2: 28; 1 Tim 6: 5; Yoh 1: 49; 1 Petr 2: 9).

Penampakan ketiga jabatan Kristus adalah :

  • Mengkhotbahkan Kabar Baik di tengah Gereja, di dunia ini dan kepada segala makhluk.
  • Memelihara dan melayankan dua sakramen, yaitu baptisan kudus dan perjamuan kudus.
  • Menggembalakan warga Gereja.
  • Mengawasi seluruh kegiatan Gereja
  • Mengajarkan dan memelihara ajaran yang murni.
  • Menjalankan hukum siasat gereja dan penggembalaan, dan menentang ajaran sesat.
  • Menjalankan pelayanan kasih
  • Membebaskan orang dari berbagai kemiskinan dan kebodohan
  • Ikut serta melaksanakan pembangunan yang berdasarkan kebenaran dan keadilan, dan menjunjung tinggi nilai manusia selaku citra Allah (Imago Dei).

Bagi pelayanan di Gereja mula-mula diangkatlah: rasul, nabi, pemberita Injil, Gembala, pengajar, diaken dan diakones, penetua, episkopos (pengawas) untuk melayani Tubuh Kristus.

Walaupun pelayanan di tengah Gereja beraneka ragam, Tuhan yang empunya pelayanan itu adalah satu (Ef 4: 11; Kis 6: 1 - 7; 14: 23; 15: 2; 20: 28; Pilp 1: 1; 1 Tim 3: 1; Tit 1: 7; 1 Tim 3: 3; 4: 11; Mat 23: 11; 1 Kor 12: 5 - 7).

Dalam Gereja Reformasi, jabatan kependetaanlah yang mencakup semua jabatan yang tersebut di atas. Karena itu kita menolak seseorang melayankan sakramen tanpa dia menerima tahbisan kependetaan, demikian juga seseorang yang mencari dan memakai jabatan kependetaan tanpa melalui proses yang benar (2 Kor 13:13; K. Rasul 8: 16).

Dengan ajaran ini kita menekankan, setiap orang harus merendahkan dirinya dalam melaksanakan tugasnya di tengah Gereja, seperti Kristus, Gembala Agung itu yang adalah teladan bagi semua pelayan di Gereja (1 Petr 5: 4; 2: 25).

Mereka yang ditahbiskan harus berani menyatakan kebenaran Yesus Kristus di hadapan sesama manusia dan penguasa.

Kita menolak sikap dan perilaku pelayan yang cinta akan harta emas karena pelayanan di dalam Gereja adalah pengorbanan diri.

Pasal 10

TATA GEREJA

Kita mempercayai dan menyaksikan :

Gereja harus mempunyai Tata Gereja yang berdasarkan Firman Allah, karena Tata Gereja itu adalah satu alat untuk mengatur, memberikan ketenangan dan memelihara Gereja. Dan dengan Tata Gereja itulah Gereja dibantu agar tetap berdiri di atas dasar yang satu itu, yaitu Yesus Kristus. Tata Gereja itu perlu diperbaharui sesuai dengan perobahan zaman (1 Kor3:11; 14: 33;1 Petr 2:4-6).

Dengan ajaran ini kita menekankan perlunya memberlakukan penggembalaan dan hukum siasat Gereja. Kita menolak pandangan yang menyamakan Tata Gereja dengan Firman Allah, demikian juga pandangan yang meniadakan perlunya Tata Gereja.

Pasal 11

HARI MINGGU

Kita mempercayai dan menyaksikan:

Hari Minggu adalah hari sukacita, merayakan dan mengingat hari kebangkitan Tuhan Yesus dan turunnya Roh Kudus. Dan dengan merayakan hari Minggu itu kita mengingat pekerjaan penciptaan Allah sejak pada mulanya sampai hari ini. Setelah Gereja ada, hari Minggu dirayakan yaitu pada hari yang ketiga setelah kematian Tuhan Yesus. Dan hari Minggu itulah yang dikuduskan oleh orang Kristen sesuai dengan tuntutan hukum yang keempat (Yoh 20:1926; 1 Kor 16:2; K Rasul 20:7; Wahyu 1:10).

Dengan ajaran ini kita menekankan supaya semua orang Kristen datang menghadiri persekutuan orang Kristen pada hari Minggu. Dengan ajaran ini kita menolak peniadaan kekhususan dan kekudusan hari Minggu.

Pasal 12

PERBUATAN DAN IMAN

Kita mempercayni dan menyaksikan:

Pada mulanya, sebelum manusia jatuh ke dalam dosa, Allah mengangkat manusia itu menjadi pengolah dan pemelihara dunia ini. Pekerjaan manusia berdasar pada kepercayaan bahwa Allah terus menerus bekerja (Yoh 5: 17). Melalui pekerjaan itu berkat Allah mengalir deras kepada manusia dan kepada seluruh ciptaan, menghasilkan buah bagi manusia dan bagi sekitarnya. Kepercayaan kepada Yesus Kristus harus menghasilkan pekerjaan baik. Seseorang adalah sesat kalau mengharapkan memperoleh kebenaran, kehidupan, ketenangan dan berkat karena melakukan pekerjaan baik (Ef 2: 8; Roma 5: 1).

Dengan ajaran ini kita menekankan agar manusia rajin dan terampil bekerja, dan hasil pekerjaannya menjadi korban syukur bagi Allah dan memperhatikan orang yang ber-kekurangan (2 Kor 9: 2 - 1 1).

Dengan ajaran ini kita menolak pekerjaan yang tidak dikehendaki Allah, dan supaya warga jemaat setia, dapat dipercaya dan bertangggungjawab melakukan hukum dan Firman Allah baik atau tidak baik waktunya, terutama pada saat terjadi pencobaan misalnya korupsi, judi, pencurian, penyalah-gunaan wewenang, mencari keuntungan yang tidak wajar, menjual dengan harga yang sangat murah dengan maksud merugikan pihak lain.

Pasal 13

TENTANG PEMERINTAH

Kita mempercayai dan menyaksikan:

Pemerintah yang berwibawa datang dari Allah untuk mewujudkan keadilan, melindungi, memelihara, melawan kejahatan dan menyediakan yang perlu bagi warga negara dan kehidupan umat.

Yesus Kristuslah dasar dari Gereja yang hidup di dunia ini, dan kita juga menyaksikan bahwa Allahlah yang memberikan keselamatan di dalam Yesus Kristus.

Kita mengingat bahwa kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia (Roma 13: 1; Kor 3: 11, K. Rasul 5: 29; 1 Petr 2 : 13 -17; Wahyu 13).

Dengan ajaran ini:

Kita menekankan, Allahlah yang memberikan kemerdekaan itu kepada bangsa Indonesia yang berazaskan Pancasila dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Kita menekankan, Yesus Kristus, Panglima Gereja, sebagai jalan kita untuk meminta. Kita menekankan cita-cita dan tanggungjawab warga masyarakat dalam memperjuangkan keadilan, kasih, damai dan kesejahteraan melalui Pembangunan Nasional sebagai pengamalan Pancasila.

Kita menekankan bahwa kita turut serta menegakkan dan memelihara kebenaran, demikian juga turut menikmati hasil pembangunan nasional. Gereja terpanggil mendoakan pemerintah dan aparatnya (1 Tim 2: 1 - 2; Roma 13: 1 - 7).

Pasal 14

MAKANAN

Kita mempercayai dan menyaksikan:

Semua yang diciptakan Allah adalah baik dan kita tidak memantangkan setiap makanan yang diterima asal dengan hati yang penuh syukur dan terima kasih, sebab apa saja yang diterima menjadi suci oleh karena Firman Allah dan doa.

Manusia tidak menjadi kudus karena mengindahkan bermacam-macam pantangan terhadap makanan. Karena imanlah yang menerima kekudusan dari Allah.

Tetapi kita perlu menjaga agar makanan tidak berlebihan bagi setiap orang di rumah atau pun di pesta. Kita perlu memelihara tubuh-jasmani kita dengan memakan makanan yang sesuai untuk kesehatan.

Kita harus melawan sifat yang dikuasai oleh makanan, minuman dan rokok (1 Tim 4 :4 - 5; Mat 15; Roma 14:17; Kis 15; Kol2: 16-23).

Pasal 15

PERINGATAN AKAN ORANG YANG MENINGGAL

Kita mempercayai dan menyaksikan :

Kematian adalah akhir dari hidup manusia di dunia ini, dia berhenti dari segala pekerjaannya. Ada keselamatan bagi orang yang percaya. Yesus Kristus yang telah bangkit itulah yang membangkitkan orang dari kematian, Dialah Tuhan dari orang yang hidup dan yang mati (Roma 14: 7 - 9).

Berbahagialah orang yang mati di dalam Tuhan yang setia sampai akhir (Why 14: 13).

Gereja menyelenggarakan peringatan bagi orang yang meninggal untuk menyadarkan iman kita supaya kita mengingat akan akhir hidup kita sendiri serta meneguhkan pengharapan akan kemenangan Kristus mengalahkan kematian, demikian juga pengharapan akan kerajaan sorga sebagai tujuan jiwa - roh kita dan persekutuan orang percaya dengan Tuhan Allah hingga kedatangan Yesus Kristus yang kedua-kali.

Dengan ajaran ini:

Kita menekankan pengharapan keselamatan manusia dari antara orang yang mati di dalam Yesus Kristus. Kita menentang pandangan yang mengatakan bahwa orang yang hidup dapat menerima berkat dari orang yang mati.

Kita menentang pandangan yang mengatakan bahwa orang yang mati dapat berhubungan dengan orang yang hidup dengan mendoakan arwah-arwah. Kita menentang pandangan yang mengatakan bahwa haruslah mendirikan tugu untuk menghormati orang yang mati sebagai cara menerima berkat bagi keturunannya.

Dan dengan ajaran ini :

Kita menolak semua bentuk ajaran agama kekafiran terutama ajaran tentang roh yang mengatakan : roh orang yang meninggal itu hidup, dan roh orang yang meninggal itu menjadi hantu dan roh leluhur (sumangot).

Pada waktu peringatan orang yang meninggal, baiklah kita mengingat untuk mengucap syukur kepada Allah, akan segala perbuatannya yang baik pada waktu masih hidup, tetapi tidak untuk memohon berkat dan tanda kesurupan dari yang telah meninggal itu.

PASAL 16

KEDATANGAN TUHAN

Kita mempercayai dan menyaksikan :

Tuhan Yesus akan datang kedua-kalinya untuk menyatakan Yerusalem yang baru, sebagai penampakan keagungan dan kemuliaan Allah. Saat itulah dunia ini akan berakhir. Tidak ada seorang pun yang tahu kapan waktuNya akan datang. Oleh sebab itu setiap orang percaya harus siaga dan berjaga-jaga di dalam kesitaan dan pengharapan akan kedatanganNya, karena saat itulah berlaku hukuman dan kasih karuniaNya (Yoh 5: 28; 1 Tes 4: 16; Mat 24: 3,42; Lukas 21 : 28; Mat 25; Why 20: 11-15; 1 kor 15:52; 2 kor 5: 10; Yes 60: 10-16).

Dengan ajaran ini, hendaknya kita sungguh-sungguh memakai waktu dalam kehidupan kita sebagai masa kasih karunia dalam menyongsong kedatangan Tuhan.

Kita menolak kebiasaan yang mencoba menghitung dan menetukan hari kedatangan Tuhan kedua-kalinya. Demikian juga dengan pandangan yang mengatakan tidak ada akhir dari dunia ini.

PASAL 17

TENTANG MALAIKAT

Kita mempercayai dan menyaksikan :

Malaikat-malaikat adalah ciptaan Allah, yang taat kepada Dia, dan roh pelayan, yang diutus untuk membantu para pewaris keselamatan. Ibr 1: 14; kej. 22: 11-12; Luk. 1: 11, 26: 2: 9; Mat 28: 2; Yud 9; Why 12: 7-9; 14:6; 20: 1-3; 22: 18; Mal 3: 1.

Tidak ada komentar:

Hidup itu singkat