Kritik, Saran, Kesaksian

------------------- Kirim ke: immanuel_hkbp@yahoo.com ------------------- Kirim ke: immanuel_hkbp@yahoo.com ------------------- Kirim ke: immanuel_hkbp@yahoo.com ------------------- Kirim ke: immanuel_hkbp@yahoo.com ------------------- Kirim ke: immanuel_hkbp@yahoo.com -------------------

16 Mei 2009

renungan

KASIH ALLAH DAN KEMARAHAN MANUSIA

 ( YUNUS 4 : 1 - 11)

 

       Kitab Yunus ditulis dengan tiga tujuan, yaitu : 1. Untuk menunjukkan kepada Orang Israel dan bangsa-bangsa lainnya, betapa besar dan luasnya kasih sayang dan tindakan Allah yang menyelamatkan seluruh bangsa melalui pemberitaan pertobatan. 2. Untuk menunjukkan melalui pengalaman Yunus, betapa jauhnya Umat Israel telah jatuh dari panggilan missioner yang semula, yaitu untuk menjadi terang penebusan bagi orang-orang yang tinggal dalam gelap (Kej.12:1-3; Yes.42:6-7; 49:6). 3. Untuk memperingatkan Israel yang murtad bahwa Allah dalam kasih dan kemurahanNya telah mengutus banyak nabi yang setia untuk menyampaikan berita dan seruan pertobatan agar mereka dapat menghindarkan hukuman atas dosa yang tak dapat dielakkan. Tetapi berbeda dengan Niniwe, Israel telah menolak nabi-nabi Allah dan tawaranNya untuk bertobat dan menerima kemurahan Allah.

       Melalui Firman Tuhan hari ini, kita diingatkan akan kasih Allah kepada dunia ini, yang tidak dibatasi oleh apapun (Yoh.3:16). Dalam kasih yang demikianlah kita dipanggil untuk mengemban tugas panggilan kita, yaitu untuk mewartakan kabar baik ke seluruh dunia dan kepada seluruh mahluk. Sebagai pengemban Misi Allah, kita harus lebih mengutamakan keinginan Allah, daripada selera, keinginan, dan pertimbangan pribadi kita yang sering bertolak belakang dengan kebenaran Firman yang sesungguhnya. Mungkin kita sering bertingkah seperti Yunus, yaitu marah karena Allah mengampuni musuh kita. Kita sering tidak menginginkan Allah menyelamatkan musuh orang percaya diluar agama kita. Kita sangat reaktif, apabila dikatakan “orang lain” di luar agama kita juga akan diselamatkan apabila mereka bertobat.

       Bila sikap dan perbuatan kita masih demikian, hari ini Tuhan mengajar kita, melalui kisah Yunus. Yunus di satu sisi lebih mengasihi sebatang pohon Jarak dari pada seratus dua puluh ribu orang Niniwe. Sesungguhnya, bukan pohon Jarak tersebut yang dikasihinya, tetapi dirinya sendirilah yang dikasihinya. Maka Tuhan bertanya kepada dia: “Layakkah engkau marah ?” Kemarahan sesungguhnya lahir dari egoisme dan mementingkan diri sendiri. Maka bila Tuhan sudah begitu kasih mengampuni dan menebus kita, maka kita tidak layah marah apabila Tuhan juga mengasihi siapun manusia yang lain, apapun latar belakangnya.

       Ingatlah bahwa Allah itu adalah Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Bila dikatakan Allah itu Pengasih, berarti, Ia ingin menolong orang, Allah itu penyayang, berarti, Ia ikut menderita bersama-sama dengan mereka yang menderita. Allah itu juga Panjang Sabar, berarti, Ia tidak ingin menghukum orang fasik, tetapi menunggu pertobatan orang fasik supaya diselamatkan. Allah lebih senang membatalkan rencana penghukumanNya dan menantikan pertobatan. Ingatlah Firman Tuhan yang berkata: “Jangan marah karena orang-orang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang-orang yang berbuat curang” (Mzm.37:1). “Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia” (Mzm.37:3). Marilah kita saling mengasihi, karena Allah sudah lebih dahulu mengasihi kita. Amin.

 

Tidak ada komentar:

Hidup itu singkat