Kritik, Saran, Kesaksian

------------------- Kirim ke: immanuel_hkbp@yahoo.com ------------------- Kirim ke: immanuel_hkbp@yahoo.com ------------------- Kirim ke: immanuel_hkbp@yahoo.com ------------------- Kirim ke: immanuel_hkbp@yahoo.com ------------------- Kirim ke: immanuel_hkbp@yahoo.com -------------------

06 Mei 2009

renungan


PELITA DAN JALAN KEHIDUPAN  
( AMSAL 6 : 20 – 29 )

Dalam perjalanan melewati gurun kehidupan di dunia ini, kita sering tergoda untuk menyimpang dari jalan kehidupan yang benar. karena jalan tersebut, sempit, berliku dan mendaki, sedangkan jalan kehidupan yang ditawarkan dunia, lebar, lurus dan mulus, seta menjanjikan perjalanan yang mengasikkan. Secara umum, manusia menginginkan dan mencari jalan hidup yang demikian. Dan untuk mencapai hal tersebut, manusia beranggapan hal itu dapat diperoleh  setidak-tidaknya melalui  tiga hal, yaitu: harta, jabatan/kuasa dan seks (wanita). Ketiga hal tersebut, sangat kuat mempengaruhi kehidupan manusia dan mampu menarik manusia itu keluar dari jalan kehidupan yang benar dan jatuh ke dalam kesesatan. Hal ini terjadi, karena ketiganya (harta, kuasa/jabatan dan seks/wanita) menjanjikan kenikmatan semu dan sementara  yang berakhir pada kesengsaraan yang berabad-abad. Hal ini terkadang samar bila disimak dengan selera dan keinginan, tetapi bila dicermati dengan firman Tuhan maka semua akan terang dan jelas.

     Maka supaya kita tetap berjalan di jalur kehidupan yang benar yang akan mengantar kita sampai kepada kehidupan yang kekal dan kebahagiaan yang abadi, marilah kita tetap berjalan dengan terang Firman Tuhan, karena Firman Tuhan akan menyinari jalan kita, sehingga kita tahu memilih jalan dan melangkah dengan tepat. Pemazmur mengatakan: “FirmanMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” (Mazmur 119:105). Firman Tuhan tersebut dapat kita baca di dalam Alkitab, tetapi dapat juga kita terima dari orang tua berupa nasihat dan teguran.  Di dalam ayat 23 dikatakan :”Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan yang melindungi engkau terhadap perempuan jahat, terhadap kelicikan lidah perempuan asing”. Bila demikian, maka perintah dan nasihat itu harus kita turuti supaya kita jangan tergoda dan tersesat di dunia ini. Nasihat itu harus ditambatkan di hati dan dikalungkan pada leher, supaya ketika berjalan nasihat itu yang memimpin, ketika berbaring kita dijaganya, dan ketika bangun kita disapanya. (ay.20-22). Singkatnya, bila setia dengan teguran dan nasihat orang tua akan mendatangakan hidup, sebaliknya bila menyia-nyiakan nasihat akan celaka (bnd: “Pantun hangoluan, tois hamagoan”).

     Secara khusus di dalam perikop bacaan kita hari ini, kita diingatkan akan godaan perjinahan (seks bebas). Hal ini menjadi keprihatinan dan pergumulan kita bersama pada saat ini, dimana semakin banyak orang yang menganut budaya hidup bebas. Dan roh jaman seolah-olah memaksa kita untuk membenarkan pelanggaran tersebut, dengan perkataan memang sudah jamannya begitu. Hal ini diperparah dengan munculnya tuntutan dari sebagaian kecil anggota jemaat yang mewakili kaum muda dengan mengatakan RPP HKBP tentang perkawinan di luar nikah terlalu kejam. Bila ini kita benarkan, bukankah kita sudah mengingkari firman Tuhan ? bukankah kita sudah melupakan nasihat orang tua ? jangan-jangan jalan kita sudah menyimpang. Bila hal itu kita pikirkan, maka kembalilah ke jalan Tuhan supaya kita hidup. Firman Tuhan berkata : “Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih ? dengan menjaganya sesuai dengan firmanMu” ( Mazmur 119:9). Selamat berjalan di dalam terang Tuhan. 

Amin.

Tidak ada komentar:

Hidup itu singkat