Kritik, Saran, Kesaksian

------------------- Kirim ke: immanuel_hkbp@yahoo.com ------------------- Kirim ke: immanuel_hkbp@yahoo.com ------------------- Kirim ke: immanuel_hkbp@yahoo.com ------------------- Kirim ke: immanuel_hkbp@yahoo.com ------------------- Kirim ke: immanuel_hkbp@yahoo.com -------------------

15 Januari 2009

renungan

“ KASIH KRISTUS ADALAH SUMBER SUKA CITA”

( Kisah Para Rasul 3 : 1 – 10)

Banyak orang berpikir bahwa segala persoalan dapat diselesaikan dengan materi (uang), misalnya: kebutuhan primer (sandang, pangan dan papan), pendidikan, kesehatan bahkan kebahagiaan atau suka cita. Pernyataan ini, didukung oleh beberapa falsafah hidup manusia, secara khusus orang Batak dengan tiga cita-cita hidupnya, yaitu : Hamoraon, Hagabeon dan Hasangapon. Dari tiga citacita di atas, orang Batak menempatkan “Hamoraon” (Kekayaan) menjadi citacita pertama. Berkenaan dengan itu, di sumatera, ada anekdot yang berkata :”Semua Urusan Memakai Uang Tunai”(SUMUT). Tanpa harta (materi) manusia merasa hidupnya tidak sempurna, bahkan cenderung merasa lumpuh. Sebaliknya, ada manusia yang lumpuh secara fisik, tapi dia tidak merasa lumpuh, karena dia memiliki materi untuk menyediakan segala fasilitas mendukung hidupnya. Tetapi, benarkah demikian ?


Sidang jemaat, yang dikasihi Yesus Kristus, Perikop bacaan di dalam Kebaktian Minggu kita hari ini, mengajar kita, bahwa emas dan perak (materi) bukanlah jawaban atas seluruh persoalan, dan bukan sumber suka cita yang sempurna. Sebagaimana diceritakan, ada seorang laki-laki yang lumpuh sejak lahirnya, yang setiap hari diusung dan diletakkan di pintu Gerbang Bait Allah yang bernama “Gerbang yang Indah”. Orang banyak, mungkin selalu memberikan sedekah (uang), dengan pemikiran pemberian tersebut dapat menolong dan menjawab kesulitan laki-laki yang lumpuh tersebut. Pemberian itu mungkin menolong, tapi tidak membebaskan laki-laki tersebut dari kelumpuhannya. Dia tetap lumpuh dan tetap menggantungkan hidupnya dari pemberian orang banyak. Dalam kondisi yang demikian, dia bertemu dengan Petrus dan Yohanes, yang menyuruh dia berpaling menatap mereka (Petrus dan Yohanes). Laki-laki lumpuh itu, menoleh dengan harapan akan memperoleh sesuatu (mungkin emas dan perak), tapi Petrus berkata :” Emas dan perak tidak ada padaku” tapi apa yang kupunya itulah yang kuberikan kepadamu: “Demi nama Yesus Kristus, berjalanlah”. Seketika itu juga orang lumpuh tersebut bebas dari kelumpuhannya, berjalan dan melompat memuji Tuhan


Dari uraian di atas, nyata bagi kita bahwa Kuasa dan Kasih Kristus telah membebaskan orang lumpuh tersebut, sehingga berjalan dan memperoleh suka cita. Bila kita merasa lumpuh oleh sulitnya kehidupan dan hati kita tidak pernah merasakan suka cita yang sempurna, maka terimalah kuasa dan kasih Yesus yang menguatkan kita menjalani kehidupan dan bersukacita di dalam Kristus. Selanjutnya, adalah tugas setiap orang yang telah menerima kuasa dan kasih Yesus untuk membagikan kuasa dan kasih tersebut kepada semua orang. Sehingga setiap orang percaya (Gereja) menjadi sumber pembawa suka cita dan kesembuhan bagi banyak orang. Dengan demikian dimanapun orang percaya (gereja) hadir, orang banyak akan berpaling kepadanya dan melihat kemuliaan Allah sehingga Nama Tuhan dipermuliakan dan semua orang beroleh suka cita yang dari Kristus. Bersukacitalah dalam Kristus (Letare).

Amin.

Tidak ada komentar:

Hidup itu singkat