Kritik, Saran, Kesaksian

------------------- Kirim ke: immanuel_hkbp@yahoo.com ------------------- Kirim ke: immanuel_hkbp@yahoo.com ------------------- Kirim ke: immanuel_hkbp@yahoo.com ------------------- Kirim ke: immanuel_hkbp@yahoo.com ------------------- Kirim ke: immanuel_hkbp@yahoo.com -------------------

10 Juli 2010

Boleh Kaya ?? Yakobus 5 : 1 - 6

Jakobus 5 : 1 – 6 dengan jelas sekali menyapa orang-orang yang (akan menjadi dan sudah menjadi) kaya, bukan hendak menyatakan semua orang yang kaya itu tidak baik tetapi hendak menyoroti sebahagian perliaku-perilakunya yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Bagaimana atau apa cara yang ditempuh sehingga kekayaan itu diperoleh, semangat atau nafsu yang ada di dalam hati, dan juga pemakaian atau penggunaan atas kekayaan itu sendiri menjadi sapaan dari firman ini.

Tindakan mengumpulkan harta yang disapa dalam nas ini tidaklah sama dengan bekerja mencari nafkah. Alkitab mengharuskan kita bekerja untuk mencari nafkah (2Tes 3:10 Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan, bnd Kej. 3:17-19) dan karenanya itu bukanlah dosa. Bahkan jikalau kita bekerja untuk tujuan tertentu seperti ingin membangun atau membeli rumah, dsb itu tentu tidak bisa disalahkan. Tindakan yang di kecam dalam nas ini adalah orang yang mengumpulkan harta atau uang demi harta itu sendiri, atau harta itu menjadi tujuan akhir dari semangat (nafsu) kerjanya dalam hidup ini.

Selama hidup ia yang selalu menimbun harta, ia yang selalu mengumpulkan lebih dari yang ia butuhkan untuk dipergunakan sendiri, menimbun cadangan makanan dalam jumlah yang luar biasa banyak sementara banyak yang menderita kelaparan, menyimpan ratusan jenis pakaian semantara banyak orang yang kekurangan pakaian, demikianlah Matius 6:19 menyatakan “janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi, di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar dan mencurinya.

Q. Curtius mengatakan bahwa ketika Aleksander Agung hendak menguasai Persepolis, kekayaan seluruh Asia terkumpul di sana yang terdiri dari bukan hanya berlimpah emas dan perak, tetapi juga pakaian-pakaian dengan bahan yang mahal, Horace menyatakan bahwa ketika Lucullus Roma ditanya apakah ia bisa meminjamkan 100 baju untuk theater, ia menjawab bahwa ia memiliki 5000 di rumahnya. Tentu saja kekayaan seperti ini sangat memungkinkan di makan ngengat.

Mereka-mereka yang mengumpulkan sejumlah besar jenis property yang menyenangkan hati mereka, mereka menyimpannya terus sampai barang-barang itu hancur/rusak, “lebih baik hancur dari pada dipakai oleh orang-orang yang sedang membutuhkan” (Luk. 6:24 “Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu”)

Mereka-mereka yang menumpuk harta dengan melakukan ketidakadilan dan penipuan, menyimpannya dari orang yang layak menerimanya (Yak. 5:4), harta itu akhirnya “terkorosi” oleh karat. Memang emas dan perak takkan terkena karat seperti halnya besi dan baja, tapi karena disimpan dalam jangka waktu yang lama apalagi di tempat yang lembab dan basah, maka akan ada warna gelap mirip karat. Karat atau perubahan warna ini hendak menyaksikan dan menyadarkan bahwa kekayaan atau harta itu tidak dipergunakan sebagaimana mestinya, juga untuk membayar pekerja-pekerja yang layak mendapatkan upahnya.

Emas dan Perak yang berkarat sama kondisinya dengan daging yang “dihinggapi” api, hukuman Allah akan datang atas keserakahan dan ketidakadilan manusia. Pada hari penghakiman kelak, harta yang sebenarnya akan dinyatakan, harta yang dipakai bukan untuk kesombongan, bukan untuk kemewahan, atau untuk dipergunakan di masa yang akan datang (Rom. 2:5 “tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan”).

I finally found the reason for living, It’s in giving every part of my heart to Him, And all that I do, every word that I say, I’ll be giving my all just for Him, for Him…
We are the reason that He gave His life, We are the reason that He suffered and died, To a world that was lost He gave all He could give, To show us the reason to live….

Tidak ada komentar:

Hidup itu singkat