Kritik, Saran, Kesaksian

------------------- Kirim ke: immanuel_hkbp@yahoo.com ------------------- Kirim ke: immanuel_hkbp@yahoo.com ------------------- Kirim ke: immanuel_hkbp@yahoo.com ------------------- Kirim ke: immanuel_hkbp@yahoo.com ------------------- Kirim ke: immanuel_hkbp@yahoo.com -------------------

06 Februari 2010

renungan










ANAK MANUSIA DATANG UNTUK MELAYANI

( MARKUS 10 : 35 - 45 )

Penyebab kejatuhan manusia yang pertama (Adam & Hawa) ke dalam dosa adalah godaan untuk meninggikan diri melebihi apa yang sudah dianugerahkan Tuhan kepadanya, bahkan ingin setara dengan Tuhan yang menciptakannya. Karena godaan tersebut, dengan sadar manusia itu melanggar perintah Tuhan. Akibatnya, bukan kemuliaan dan kesetaraan dengan Tuhan yang diperolehnya, tetapi adalah kejatuhan ke dalam dosa dan hukuman akibat dosanya tersebut. Kecenderungan untuk lebih dari yang lain terus berlanjut, dimulai dari Adam yang merendahkan isterinya (Hawa) dengan melempar kesalahan kepadanya. Kemudian, keinginan untuk lebih dari yang lain, telah melahirkan sifat iri dan kekerasan yang dilanjutkan dengan pembunuhan yang pertama, yaitu Kain membunuh adiknya Habel.

Selanjutnya kisah kehidupan manusia, adalah cerita penaklukan dan pembantaian. Kehormatan dan wibawa diukur dari seberapa besar kuasa yang dimiliki. Kebesaran kuasa diukur dari seberapa banyak orang yang tunduk, takluk dan menurut kepadanya. Sehingga untuk mendapat kuasa yang demikian, seseorang cenderung membesarkan diri dan mengerdilkan orang lain. Akibatnya dunia tempat kita hidup menjadi ajang kompetisi, yang memaksa kita berlari dan berjuang untuk mendapat predikat dan pengakuan. Dalam kompetisi yang demikian hanya pemenang yang mendapat aplaus dan penghormatan, sedangkan yang kalah mendapat cemoohan. Malangnya kompetisi kehidupan tidak selalu jujur dan mengikuti aturan, dan kecenderungannya adalah yang kuatlah yang menang (Survival of the fittes). Dalam kompetisi kehidupan yang demikian seseorang sering bersikap menjadi serigala terhadap yang lain (Homo-homo ni lupus), sehingga tatanan harmoni kehidupan yang diciptakan Tuhan mengalami kekacauan dan bila diteruskan maka damai sejahtera (syalom) hanyalah impian atau paling tidak menjadi slogan yang kosong.

Tetapi Tuhan tidak membiarkan hal tersebut berkelanjutan, Dia mau mengembalikan kehidupan ke atas dasar yang sebenarnya, yaitu ciptaan yang satu harus menopang dan memenangkan kehidupan ciptaan yang lain. Seseorang harus menjadi mahluk sosial untuk memanusiakan manusia yang lain (homo-homo ni safiens). Untuk mewujudkan itu, Allah memulainya dengan perbuatan turun ke bumi dan menjadi manusia di dalam diri Yesus Kristus. Dalam tindakan yang demikian Allah merendahkan diri bahkan mengambil rupa seorang hamba. Dia datang melayani bukan menuntut dilayani. Dia memberikan hidup bahkan nyawanya bukan menuntut pemberian dari manusia. Demikianlah kiranya kita meneladani sifat dan pribadi Yesus, dengan merendahkan diri dan tidak merendahkan yang lain. Ingatlah Firmannya yang berkata : “ Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Mrk.10:43-45). Layanilah seorang akan yang lain dan rendahkanlah dirimu seorang akan yang lain, maka damai sejahtera akan nyata dalam hidupmu. Amin.


Selamat Hari Minggu,

Tuhan Yesus Memberkati

1 komentar:

bernat marpaung mengatakan...

Salam sejahtera untuk kita semua, Tuhan Yesus memberkati, Saya adalah mantan ruas HKBP Kelapa Gading yaitu B. Marpaung/ br. Panjaitan pernah tinggal di sebelah/samping Gereja HKBP jadi kami tau persis mulai berdirinya HKBP Kelapa Gading, untuk itu kami mengucapkan Selamat Ulang Tahun yg ke-22 Tuhan Yesus memberkati,setelah saya membuka situs HKBP Kelapa Gading saya sangat kagum dengan perkembangannya sangat pesat, untuk itu kami pernah berkerinduan untuk mengunjungi gereja ini dengan mengirikan surat permohonan kepada Pendeta/Parhalado kira-kira di bulan April 2009 dari Koor Ama HKBP Pondok ungu Permai Resort Harapan Jaya melalui Amang Liberti Marpaung, namun sampai saat ini belum ada jawapan, namun demikian kami masih mengharapkan kerinduan kami itu dapat terlaksana karena kami yakin bahwa HKBPitu Namarhahaanggi dibagasan Tuhani

Hidup itu singkat