(YOHANES 17 : 20 - 23)
Manusia adalah mahluk sosial yang harus hidup berdampingan, saling mengakui dan saling menolong satu dengan yang lain. Dalam kehidupannya, kemudian manusia itu membentuk kelompok. Pembentukan kelompok ini, biasanya didasarkan pada unsur : 1. Garis keturunan (hubungan darah), 2. suku/ras, 3.kepentingan yang sama dan yang lain. Tetapi tanpa disadari pembentukan kelompok tersebut, telah membangun tembok pemisah antara kelompok manusia yang satu dengan yang lain dan bahkan bisa menimbulkan konflik di antara mereka. Harus diakui, bahwa ada usaha manusia itu sendiri untuk mempersatukan seluruh kelompok manusia tersebut, usaha ini dilakukan dengan penaklukan (ingat cerita Jenghis Khan, Alexander Agung, dll). Tetapi usaha itu tidak pernah dapat mempersatukan semuanya.
Firman Tuhan hari ini, berseru :”Agar mereka semuanya menjadi satu”, pernyataan ini adalah doa Tuhan Yesus, agar semua muridNya bersatu dan demikian juga yang belum menjadi murid menjadi satu di dalam Kristus. Kesatuan yang dimaksud adalah kesatuan yang dibangun di atas dasar Kristus dan di dalam Kristus. Sebab Firman Tuhan berkata :”Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar yang lain daripada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus” (1 Korintus 3:11). Bila Kristus yang menjadi dasar, maka perbedaan suku, budaya dan bangsa tidak lagi menjadi penghalang untuk bersatu. Dan bila diletakkan di atas dasar tersebut tidak juga berarti menyeragamkan suku bangsa yang berbeda. Sama seperti tubuh yang dibangun dari banyak anggota tubuh yang berbeda, demikianlah persekutuan di dalam Kristus dapat dibangun dari kepelbagian suku bangsa dengan satu syarat mutlak yaitu Kristus yang menjadi dasarnya.
Kesatuan orang percaya di dalam Kristus menjadi modal utama dari setiap orang percaya untuk bersaksi kepada sekitarnya. Karena kesatuan dengan Kristus berarti kita memiliki hubungan yang mesra atau dengan kata yang lain dikatakan kita memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan kita. Hubungan ini tentu lahir dari pengenalan yang baik akan Dia. Dengan pengenalan dan hubungan yang demikian, maka kita akan mempunyai kuasa untuk bersaksi kepada sesama. Lebih daripada itu, kesatuan kita menjadi kesaksian juga kepada yang yang lain. Demikian halnya dengan jemaat mula-mula (Kis.4:32-37), karena cara hidup mereka yang penuh damai dan rukun di dalam kesatuannya, maka tiap-tiap hari semakin banyak orang yang mengikuti Kristus dan masuk ke dalam persekutuan tersebut. Bagaimana dengan persekutuan kita di HKBP Immanuel Kelapa Gading? Apakah kita membawa orang ke dalam persekutuan kita, atau justru penyebab orang lain keluar dari persekutuan kita ? Renungkanlah !
Amin.
TUHAN YESUS MEMBERKATI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar